Postingan

Analisis Lagu Fajar Merah

I. Pendahuluan    Musik merupakan salah satu dari kebudayaan manusia yang digunakan dalam   berbagai kepentingan manusia diantaranya yaitu sebagai hiburan, ritual keagamaan,   terapi penyembuhan, iklan, ekspresi diri, perayaan budaya dan lain sebagainya.   Keberadaan musik itu sendiri dalam sejarahnya hingga saat ini beserta idiom-   idiom musikalnya dan keterkaitan te k nologi yang menyertainya terdapat berbagai   ragam kemasan, bentuk dan gaya. Secara spesifik keberadaan musik populer juga dipengaruhi oleh adanya industrialisasi dan komersialisasi yang dimulai di Amerika dan   Inggris pada tahun 1920-an.  Dan juga  Meneliti bagaimana seni musik termasuk kedalam seni yang memainkan perasaan yang memicu respon emosional mendalam dan merupakan topik yang menarik serta kompleks. Seni memiliki kekuatan untuk menyentuh jiwa manusia dan membangkitkan berbagai emosi. Penelitian dapat dilakukan dengan mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu, termasuk psikologi, neurosains, estetika dan filsaf

“Kebenaran Akan Terus Hidup”

Judul lagu dari Fajar Merah anak laki laki dari seorang Sastrawan dan aktivis Hak Asasi Manusia. Sejak 1998 yaitu Wiji Thukul salah satu tokoh yang ikut melawan penindasan rezim orde baru. Fajar Merah lagunya yang selalu membakar semangat api perjuangan bagi seorang demostran. Kebenaran tak mungkin bisa dilenyapkan, kebenaran akan dan akan terus berlipat ganda, akan terus memburu seperti kutukan.   Wiji Thukul dikenal sebagai seniman dan aktivis yang kerap mengkritik rezim orde baru. Ia menyuarakan ketidakadilan dan ketertindasan melalu puisi. Seperti ayahnya, Fajar Merah juga menggeluti dunia seni yang menjadi wadah untuk bersuara, ia memusikalisasi puisi Wiji Thukul, diantaranya yang berjudul Bunga dan Tembok dan Puisi untuk Adik. Bagi Fajar Merah musik tak hanya sekedar hobi, kecintaannya terhadap musik memiliki maknanya sendiri, yakni penghargaan yang ia berikan untuk sang ayah.  “Aku hanya seorang anak yang memberikan penghargaan kepada bapaknya, memberi penghargaan karya bapaknya

Siapakah saya?